Selamat datang di situs blog kami HMD Ilmu Sejarah Unair dan ikuti terus aktifitas kami di http://hmdilmusejarah15.blogspot.com/. Terima Kasih.

Pages

Friday, March 13, 2015

Anak Yahudi di Hutan Polandia (Resensi Buku)






Judul buku      :The True Story of Hansel and Gretel

Penulis           : Louise Murphy

Penerbit         : Gramedia

Cetakan         : Pertama, 2010

Tebal              : 487 halaman




Polandia memang menjadi salah satu dari sekian negara yang menjadi saksi kejam NAZI pada Perang Dunia II. Tak peduli apakah itu anak – anak, Lansia yang sudah tak mampu lagi berjalan dan mengingat bahkan bayi yang baru lahirpun tak akan pernah luput dari incaran NAZI selama mereka disinyalir berdarah Yahudi. Adalah dua orang kakak beradik, yang nama aslinya diganti menjadi Hansel dan Gretel oleh orang tuanya untuk menghilangkan jejak ke-Yahudian mereka, dibuang di hutan yang lebat di Polandia, mereka dengan sekuat tenaga bertahan hidup melawan dinginnya hutan yang tak memiliki ampunan dan dari kejaran NAZI yang haus akan buruan. The True Story of Hansel and Gretel ini dengan jelas menceritakan bagaimana peperangan berpengaruh pada kehidupan keluarga, terutama pada diri anak – anak.
            Louise Murphy, perempuan yang dilahirkan di Bowling Green, Kentucky memang piawai dalam menyusun sebuah cerita klasik. Banyak karyanya yang bercerita tentang anak – anak, seperti The Sea Within, dan My Garden. Ketertarikannya pada sastra membuat karya – karyanya lebih hidup, puisi – puisinya telah diterbitkan oleh Sojouners, Commonweal, Bitter Oleander, dan jurnal – jurnal lain. Puisi – puisi formalnya berhasil mendapatkan penghargaan Writers Digest Award. The True Story of Hansel and Gretel merupakan karyanya yang ke-sekian tentang anak-anak. Mengisahkan kembali sebuah dongeng klasik yang ia kaitkan kembali dengan peristiwa Perang Dunia II yang ia sendiri pernah merasakan betapa mengerikannya perang ini saat masa kecilnya.
            Semasa kuliah, Murphy mengambil pendalaman minat legenda. The True Story of Hansel and Gretel bukan novel sembarangan dengan cerita yang hanya dikarang oleh penulisnya. Bukan main – main, Selain piawai dalam sastra, Ibu paruh baya ini juga memperdalam sejarah sehingga fakta – fakta yang didalam novel The True Story of Hansel and Gretel adalah valid dan dapat dipercaya. Tidak tanggung – tanggung, ia mengakses Perpustakaan Holocaust di San Fransisco dan Perpustakaan Universitas California yang memiliki banyak koleksi buku yang ia baca dan pelajari selama tiga tahun.
Bercerita tentang dua orang kakak-adik yang dibuang oleh orangtuanya di hutan untuk menyelamatkan mereka dari kepungan para Nazi, yang haus akan darah para yahudi. Dibuang di hutan yang lebat, dingin keras dan tak terjamah. Sebelumnya nama mereka telah diubah menjadi Hansel dan Gretel oleh orang tuanya karena penggunaan nama mereka yang sebenarnya akan menunjukkan identitas Yahudi. Setelah berhari-hari bergulat dengan kerasnya alam, dua bersaudara ini tetap melanjutkan perjalanan menelusuri dalamnya hutan dalam keheningan dan ketakutan yang seakan takkan pernah berhenti seiring hutan Bialowieza yang tak berujung. Hingga sampailah mereka berdua di sebuah gubuk tua, yang di huni oleh sesosok yang begitu renta,. Magda tinggal seorang diri di dalam hutan Bialowieza, Polandia, karena penduduk desa mengasingkannya dan menganggapnya sebagai penyihir.
Magda bagaikan penyelamat bagi kedua anak itu. Selalu memasakkan mereka sup, menyajikan roti gandum dan aneka buah yang selama ini tak pernah mereka dapat semenjak Jerman menduduki Polandia dan merampas semua kebahagiaan dan senyum warga Polandia. Bahkan, mereka sudah sangat bersyukur apabila hanya memakan remah – remah roti yang mereka temukan di jalanan. Sungguh, Magda benar – benar memanusiakan mereka, ia menganggap Hansel dan Gretel cucunya sendiri. Menguruskan akte kelahirannya, menyemir rambut mereka untuk menghilangkan identitas Yahudi dan tentunya memberikan arti sebuah keluarga bagi Hansel dan Gretel. Kehangatan di tengah hutan yang keras, dingin, dan liar selama berbulan – bulan akhirnya terusik juga.
Kedok Magda dan keluarganya sebagai keturunan Gypsi dan sikapnya yang telah memelihara Yahudi membuatnya harus tertangkap oleh tentara Jerman. Ia sempat menyembunyikan Hansel dan Gretel di dalam oven besar sebelum akhirnya para Nazi membakar gubuk kecilnya. Dan Magda-pun harus dikirim di Kamp untuk disiksa sebelum akhirnya dipanggang dan dibuang abunya. (Bahkan, dalam novel ini penyiksaan yang dilakukan oleh Nazi lebih kejam). Nelka dan Telek telah melarikan diri sebelumnya. Sementara Hansel dan Gretel harus kembali berpetualang dalam dinginnya hutan Bialowieza yang masih tertutup salju,  berlari dari pohon satu kepohon lainnya, menyebrangi sungai, tidur di lubang-lubang beralaskan lumut – lumut kas hutan Eropa hingga akirnya kembali ke daerah asalnya, dan berkumpul bersama ayahnya setelah perang berakhir.
Murphy begitu detail dalam menggambarkan sosok – sosok dalam novel ini. Seakan hidup. Pun dengan suasana mencekam sepanjang perang dunia. Pasukan jerman yang tak kenal lelah memburu Yahudi, membuat Hansel dan Gretel harus berhati – hati dalam setiap tindakan dan ucapan. Gretel, gadis kecil sebelas tahun harus selalu menjaga adiknya, Hansel yang berusia tujuh tahun. Meskipun tinggal seorang diri di hutan, Nelka, cicit Magda yang sedang hamil tua selalu mengunjunginya. Sifatnya yang lemah lembut, ceria dan begitu peduli terhadap sesama membuat keluarga ini seakan lupa pada keadaan mencekam yang melandanya. Suami Nelka mungkin sudah tewas karena dikirm Jerman untuk bekerja di Siberia. Ia tinggal bersama Telek, penunggu hutan yang kelak menjadi kekasihnya.
            Meskipun bercerita tentang anak - anak, novel ini tidak layak dibaca oleh anak –anak. Banyak ditemui kata – kata yang vulgar , pelecehan seksual yang dilakukan NAZI serta pembantaian manusia besar – besaran membuat buku ini begitu menakutkan bagi anak – anak. Buku ini layak dibaca oleh siapa saja kecuali anak dibawah umur yang ingin mengetahui tentang Sejarah kelam Perang Dunia II dan tentunya keindahan hutan Polandia yang tergambar apik dan sempurna mengingat latar belakang Murphy yang sudah tidak diragukan lagi. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mereka yang ingin memperdalam Sejarah Eropa karena disusun berdasar fakta – fakta sejarah dan tidak seperti buku sejarah kebanyakan yang terlalu kaku, membosankan dan disusun dengan bahasa yang berat.
            Murphy begitu pandai membawa pembaca untuk ikut merasakan kalut dalam setting perang dunia dan Holocaust yang dipermainkan para Nazi. Pasukan nazi yang begitu kejam, terpapar apik dan sempurna dalam novel ini. Pengetahuan Murphy mengenai Polandia, perang dunia dan hutannya sangat menjadikan novel ini begitu hidup. Cerita ini mengajarkan kita untuk selalu optimis, pantang menyerah untuk melawan segala bentuk penindasan serta cinta dan kasih sayang meskipun nyawa yang menjadi taruhan . Sebuah novel yang mencengangkan dan lugas tentang perjalanan, perjuangan hidup, pengampunan dan ingatan.

Wiretno Basuki
Pegiat dan Peneliti Sejarah di IHC (Indonesian History Club), Sekretaris umum HMD Ilmu Sejarah Unair




1 komentar:

Unknown said...

sangat bermanfaat sekali.
sepertnya novel ini memiliki cerita yang menarik