Judul buku :The
True Story of Hansel and Gretel
Penulis :
Louise Murphy
Penerbit :
Gramedia
Cetakan :
Pertama, 2010
Tebal :
487 halaman
Polandia
memang menjadi salah satu dari sekian negara yang menjadi saksi kejam NAZI pada
Perang Dunia II. Tak peduli apakah itu anak – anak, Lansia yang sudah tak mampu
lagi berjalan dan mengingat bahkan bayi yang baru lahirpun tak akan pernah
luput dari incaran NAZI selama mereka disinyalir berdarah Yahudi. Adalah dua
orang kakak beradik, yang nama aslinya diganti menjadi Hansel dan Gretel oleh
orang tuanya untuk menghilangkan jejak ke-Yahudian mereka, dibuang di hutan
yang lebat di Polandia, mereka dengan sekuat tenaga bertahan hidup melawan
dinginnya hutan yang tak memiliki ampunan dan dari kejaran NAZI yang haus akan
buruan. The True Story of Hansel and Gretel ini dengan jelas menceritakan bagaimana peperangan berpengaruh pada
kehidupan keluarga, terutama pada diri anak – anak.
Louise Murphy, perempuan
yang dilahirkan di Bowling Green, Kentucky memang piawai dalam menyusun
sebuah cerita klasik. Banyak karyanya yang bercerita tentang anak – anak,
seperti The Sea Within, dan My Garden. Ketertarikannya pada sastra
membuat karya – karyanya lebih hidup, puisi – puisinya telah diterbitkan oleh
Sojouners, Commonweal, Bitter Oleander, dan jurnal – jurnal lain. Puisi – puisi
formalnya berhasil mendapatkan penghargaan Writers
Digest Award. The True Story of Hansel and Gretel merupakan karyanya yang
ke-sekian tentang anak-anak. Mengisahkan kembali sebuah dongeng klasik yang ia
kaitkan kembali dengan peristiwa Perang Dunia II yang ia sendiri pernah
merasakan betapa mengerikannya perang ini saat masa kecilnya.
Semasa kuliah, Murphy
mengambil pendalaman minat legenda. The
True Story of Hansel and Gretel bukan novel sembarangan dengan cerita yang
hanya dikarang oleh penulisnya. Bukan main – main, Selain piawai dalam sastra,
Ibu paruh baya ini juga memperdalam sejarah sehingga fakta – fakta yang didalam
novel The True Story of Hansel and Gretel
adalah valid dan dapat dipercaya. Tidak tanggung – tanggung, ia mengakses
Perpustakaan Holocaust di San Fransisco dan Perpustakaan Universitas California yang memiliki banyak koleksi
buku yang ia baca dan pelajari selama tiga tahun.
Bercerita
tentang dua orang kakak-adik yang dibuang oleh orangtuanya di hutan untuk
menyelamatkan mereka dari kepungan para Nazi, yang haus akan darah para yahudi.
Dibuang di hutan yang lebat, dingin keras dan tak terjamah. Sebelumnya nama
mereka telah diubah menjadi Hansel dan Gretel oleh orang tuanya karena
penggunaan nama mereka yang sebenarnya akan menunjukkan identitas Yahudi.
Setelah berhari-hari bergulat dengan kerasnya alam, dua bersaudara ini tetap
melanjutkan perjalanan menelusuri dalamnya hutan dalam keheningan dan ketakutan
yang seakan takkan pernah berhenti seiring hutan Bialowieza yang tak berujung. Hingga sampailah mereka berdua di
sebuah gubuk tua, yang di huni oleh sesosok yang begitu renta,. Magda tinggal
seorang diri di dalam hutan Bialowieza, Polandia,
karena penduduk desa mengasingkannya dan menganggapnya sebagai penyihir.
Magda
bagaikan penyelamat bagi kedua anak itu. Selalu memasakkan mereka sup,
menyajikan roti gandum dan aneka buah yang selama ini tak pernah mereka dapat
semenjak Jerman menduduki Polandia dan merampas semua kebahagiaan dan senyum
warga Polandia. Bahkan, mereka sudah sangat bersyukur apabila hanya memakan
remah – remah roti yang mereka temukan di jalanan. Sungguh, Magda benar – benar
memanusiakan mereka, ia menganggap Hansel dan Gretel cucunya sendiri.
Menguruskan akte kelahirannya, menyemir rambut mereka untuk menghilangkan
identitas Yahudi dan tentunya memberikan arti sebuah keluarga bagi Hansel dan
Gretel. Kehangatan di tengah hutan yang keras, dingin, dan liar selama berbulan
– bulan akhirnya terusik juga.
Kedok
Magda dan keluarganya sebagai keturunan Gypsi dan sikapnya yang telah
memelihara Yahudi membuatnya harus tertangkap oleh tentara Jerman. Ia sempat
menyembunyikan Hansel dan Gretel di dalam oven besar sebelum akhirnya para Nazi
membakar gubuk kecilnya. Dan Magda-pun harus dikirim di Kamp untuk disiksa
sebelum akhirnya dipanggang dan dibuang abunya. (Bahkan, dalam novel ini
penyiksaan yang dilakukan oleh Nazi lebih kejam). Nelka dan Telek telah
melarikan diri sebelumnya. Sementara Hansel dan Gretel harus kembali
berpetualang dalam dinginnya hutan Bialowieza
yang masih tertutup salju, berlari
dari pohon satu kepohon lainnya, menyebrangi sungai, tidur di lubang-lubang
beralaskan lumut – lumut kas hutan Eropa hingga akirnya kembali ke daerah
asalnya, dan berkumpul bersama ayahnya setelah perang berakhir.
Murphy
begitu detail dalam menggambarkan sosok – sosok dalam novel ini. Seakan hidup.
Pun dengan suasana mencekam sepanjang perang dunia. Pasukan jerman yang tak
kenal lelah memburu Yahudi, membuat Hansel dan Gretel harus berhati – hati
dalam setiap tindakan dan ucapan. Gretel, gadis kecil sebelas tahun harus
selalu menjaga adiknya, Hansel yang berusia tujuh tahun. Meskipun tinggal
seorang diri di hutan, Nelka, cicit Magda yang sedang hamil tua selalu
mengunjunginya. Sifatnya yang lemah lembut, ceria dan begitu peduli terhadap
sesama membuat keluarga ini seakan lupa pada keadaan mencekam yang melandanya.
Suami Nelka mungkin sudah tewas karena dikirm Jerman untuk bekerja di Siberia.
Ia tinggal bersama Telek, penunggu hutan yang kelak menjadi kekasihnya.
Meskipun bercerita tentang anak - anak, novel ini tidak
layak dibaca oleh anak –anak. Banyak ditemui kata – kata yang vulgar , pelecehan seksual yang
dilakukan NAZI serta pembantaian manusia besar – besaran membuat buku ini
begitu menakutkan bagi anak – anak. Buku ini layak dibaca oleh siapa saja
kecuali anak dibawah umur yang ingin mengetahui tentang Sejarah kelam Perang
Dunia II dan tentunya keindahan hutan Polandia yang tergambar apik dan sempurna
mengingat latar belakang Murphy yang sudah tidak diragukan lagi. Dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mereka yang ingin memperdalam Sejarah
Eropa karena disusun berdasar fakta – fakta sejarah dan tidak seperti buku
sejarah kebanyakan yang terlalu kaku, membosankan dan disusun dengan bahasa
yang berat.
Murphy begitu pandai membawa pembaca untuk ikut merasakan
kalut dalam setting perang dunia dan Holocaust yang dipermainkan para Nazi.
Pasukan nazi yang begitu kejam, terpapar apik dan sempurna dalam novel ini.
Pengetahuan Murphy mengenai Polandia, perang dunia dan hutannya sangat
menjadikan novel ini begitu hidup. Cerita ini mengajarkan kita untuk selalu
optimis, pantang menyerah untuk melawan segala bentuk penindasan serta cinta
dan kasih sayang meskipun nyawa yang menjadi taruhan . Sebuah novel yang
mencengangkan dan lugas tentang perjalanan, perjuangan hidup, pengampunan dan
ingatan.
Wiretno Basuki
Pegiat dan Peneliti
Sejarah di IHC (Indonesian History Club), Sekretaris umum HMD Ilmu Sejarah
Unair
1 komentar:
sangat bermanfaat sekali.
sepertnya novel ini memiliki cerita yang menarik
Post a Comment