Surabaya-Historical Pers, Masih dalam kesempatan yang sama di forum silaturahim berjudul FOSIL, beberapa mahasiswa secara antusias mengacungkan jari ketika sesi Tanya jawab dibuka. Tercatat ada lebih dari 7 orang mahasiswa dari berbagai angkatan yang ikut berpartisipasi aktif dan bertanya dalam forum yang dihadiri oleh 6 dosen ini. Salah satu pertanyaan yang masuk pertama adalah rancunya masalah pengabsenan yang masih menuai prahara hingga sering menimbulkan kerancuan konsentrasi sekian banyak mahasiswa.
Pada forum tertanggal (28/2) ini,
setidaknya mahasiswa tahun angkatan 2012 bernama Sunardi membuka diskusi bebas
seputar pengabsenan yang dapat diketahui secara umum masih memiliki kendala.
Sejauh ini standard yang diterapkan pihak universitas adalah sistem absen yang memakai
cara tanda tangan per-mahasiswa, jadi kertas yang berisi nama-nama seluruh
mahasiswa aktif dalam kelas akan tercatat dalam lembar absen tersebut dan
nantinya akan berjalan oper dari tangan mahasiswa satu ke mahasiswa yang
lainnya. Hal ini tentu menantang kendala seperti pemalsuan absen atau lazim
disebut mahasiswa dengan kata ‘TA’ atau titip absen.
Walaupun sudah dirasakan
keresahannya oleh pihak dosen ataupun mahasiswa sendiri, praktik TA ini masih
saja berlangsung hingga saat ini, oleh karena itu dalam forum bebas FOSIL ini
secara transparan bertemulah opini dosen dan mahasiswa yang ikut merasakan
resah akan praktik TA.
“Kembali pada kejujuran ya, kita
merasa terjebak dalam satu dilema, bahwa mengabsen mahasiswa satu per satu
tentu akan menghabiskan banyak waktu, sedang kadangkala mahasiswa masih
menyalahgunakan kepercayaan dosen dan pihak fakultas dengan cara TA seperti
ini, kami sebagai pihak dosen mengharapkan kesadaran mahasiswa secara terbuka.”
Jawab Eni Sugiarti, M. Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar sejarah
Indonesia pada semester satu ini.
“Kita cari kesepakan yang enak saja
antara dosen dengan mahasiswa, seperti kesepakatan pemberian nilai D pada
mahasiswa yang terbukti melakukan TA atau membantu temannya TA.” Lanjut dosen
yang menyelesaikan studi Strata duanya di Universitas Gadjah Mada ini.
Dari pembahasan kasus TA yang
meresahkan banyak pihak ini dirasa cukup memberi pengarahan pada seluruh elemen
civitas akademika khususnya prodi Ilmu Sejarah sendiri, Harapannya, praktik TA
sendiri akan semakin minim dan nantinyana akan hilang.
(WH)
2 komentar:
min, mas Sunardi bukannya angkatan 2012?
oh y sorry kesalahan penulis ^_^
Post a Comment